Resensi Buku : Madrasah itu Bernama
Ibu, 40 Kiat menjadi Wanita Tangguh
Penulis Buku : Abdul Cholik
Penerbit Buku : PT. Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2016
ISBN :
978-602-02-7824-7
Banyak orang bahwa
peran ibu tak pernah tergantikan. Ini bukan karena hanya seorang ibuyang bisa
mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat anaknya tetapi ibu memang memiliki
posisi sentral dalam sebuah keluarga. Jika diibaratkan keluarga adalah kesatuan
militer, maka ayah adalah komandan kesatuan sedangkan ibu adalah kepala
stafnya.
Di tangan ibu urusan
rumah tangga, penghuni dan segala isi serta suasananya akan terlihatwarnanya.
Buku ini menyajikan 40
kiat yang sangat bermanfaat agar seorang wanita selalku ibu dapat lebih
meningkatkan perannya dalam menerapkan pola asih, asuh, dan asah bagi putrid –
putrinya. Pembahasannya meliputi apa yang harus dilakukan oleh seorang wanita
dalam perannya sebagai ibu, sahabat, guru, pemimpin, mediator, perawat, koki,
bahkan sampai pada ibu sebagai pembina dan penegak disiplin bagi buah hatinya.
Buku disusun dengan
bahasa sederhana disertai contoh dan tip yang mudah diterapkan. Layak dibaca
oleh ibu muda, wanita karier, maupun para ibu rumah tangga yang ingin
meningkatkan kualitas pengabdiannya untuk keluarga dan mnasyarakat
Salah satu
hal yang membuat saya tertarik membaca buku ini di perpustakaan dan akhirnya
meminjam adalah karena penulisnya. Biasanya buku tentang ibu atau perempuan
akan ditulis oleh perempuan juga. Tapi kali ini menarik banget karena membahas
tentang ibu dan bahkan 40 kiat menjadi wanita hebat ditulis oleh Abdul Cholik. Yes
buku ini ditulis oleh seorang pria. Jadi saya pikir isi buku ini menurut cara pandang
dari seorang laki – laki. Dan pas baca buku ini, saya jadi mikir panteslah bisa
menulis buku ini, karena beliau di didik oleh perempuan yang luar biasa. Oiya,
ternyata saya baru ngeh kalau Abdul Cholik adalah salah satu blogger senior
yang sering dipanggil pak dhe. Belum pernah
Buku Madrasah itu Bernama Ibu, 40 kiatmenjadi wanita hebat ini berisi kiat – kiat disertai dengan penjelasan dan
juga cerita masa kecil dan juga cerita sang ibundanya. Ada juga beberapa contoh
nyata dalam kehidupan sehari – hari yang memang terjadi di dunia nyata. seperti
misal “Sanggup Berkata Tidak”. Disitu ditulis bahwa seorang ibu harus tegas
kepada anak bila memang bisa membahayakan anak. salah satu contohnya adalah
saat anak merengek ingin minta dibelikan motor padahal usianya dibawah 17 tahun. Ini pasti seorang ibu tahan
banting dengan rengekan anak. Tentu saja saat mengatakan tidak, seorang ibu
juga harus memberikan alsan yang jeloas kenapa tidak diijinkan.
Membaca buku
ini membuat saya menjadi sadar bahwa menjadi seorang ibu bukanlah segala
sesuatu yang mudah. Menjadi seorang ibu adalah menjadi contoh bagi anak –
anaknya. Baik buruk anak, maka bisa di lihat bagaimana peran sang ibu dalam
mendidik anaknya. Ada yang ibu kasar terhadap anaknya, maka sang anak pun akan
tumbuh menjadi anak yang kasar. Kalau sang ibu suka bohong, maka jangan harap
bila sang anak akan menjadi jujur.
“ Harus diingat bahwa
ibu adalah model bagi anak – anaknya.
Jika ibu sering
mengingkari janji, maka bisa jadi mereka akan mencontoh tabiat ibunya”hal 109
Atau hal
yang paling sering dilakukan seorang ibu berbohong demi kebaikan. Sang anak ga
boleh makan es krim dengan alasan rasanya pahit. Padahal kayaknya ga ada ya es
krim rasa pahit. Hal ini dilakukan karena sang anak batuk. Maka jujurlah kepada
anak kenapa ia dilarang untuk makan es krim. Hal ini akhirnya saya praktekan
untuk Umar. walaupun saya tahu Umar belum terlalu paham dan tetap menangis. Tapi
paling tidak saya sudah berusaha untuk jujur sebagai seorang ibu.
Buku Madrasah itu Bernama Ibu, 40 KiatMenjadi Wanita hebat ini pun sebenarnya sifat dasar sekali menjadi seorang
ibu. Sehingga bisa di praktekan satu persatu. Bukan sesuatu hal yang sangat
sulit. Buku ini pun menurut saya secara tidak langsung bisa menjadi buku
parenting dasar bagi seorang ibu
Buku ini
menurut saya pantas banget menjadi bacaan bagi ibu muda atau calon ibu sebagai
bahan untuk mulai memantaskan diri menjadi ibu yang akan dikenang oleh anaknya.
Karena seorang ibu akan tetap menjadi ibu bahkan ketika anak – anaknya telah
berubah status menjadi kakek atau nenek.
Baca Juga : Marah yang Bijak
Sayangnya buku
ini milik perpustakaan kota, jadi tidak bisa saya miliki. Tapi bersyukur juga
berharap aka nada banyak perempuan calon ibu ataupun ibu yang akan membaca buku
ini. Sehingga bisa menjadikan anak – anak yang berkualitas karena sang madrasah
yang juga berkualitas.
Mudah –
mudahan resensi singkat buku ini bisa bermanfaat untuk teman – teman. mohon
maaf bila masih banyak kekurangan karena ini warming up setelah sekian lama
tidak menulis resensi buku. Mudah – mudahan Tahun ini bisa produktif lagi
meresensi buku. Sebenarnya banyak buku yang sudah di baca tapi penyakit “malas”
kadang suka kumat hehehe. sekali lagi terima kasih banyak yang sudah mampir.
bagus mbak bukunya pakde cholik :D
BalasHapus