Judul Buku : Drama Rumah Tangga (catatan Ringan
Seorang Ibu)
Penulis : Wulan Darmanto
Penerbit : Kinimedia
Tahun Terbit : November 2016
ISBN : 978-602-602-680-4
Rumah
tangga, tak lain dari sebuah drama pementasan. Punya lakon yang bergulir antara
tawa dan derita. Tak pernah ada rumus pasti guna menentukan kelanggengan
pernikahan. Tapi akan slelau ada jalan untuk membuat perjalanannya penuh warna.
Wulan
menuliskan drama itu dengan sangat manis di buku ini. Masih dengan gaya
bertuturnya yang santai dan menggelitik, namun kaya makna
Membuat
siapapun Anda tak hanya belajar, namun juga sangat menikmati sebuah pagelaran
besar bernama Rumah Tangga.
***
Biasanya
membaca buku sebuah pernikahan, saya akan merasa jiper sendiri. merasa bahwa
apalah saya ini remeh temeh dibandingkan apa yang tertulis di buku. Terkadang
justru membuat saya membandingkan suami dengan suami yang ada di buku. Itulah
kenapa saya jarang sekali membaca buku tentang pernikahan. Saya lebih senang
“membaca” pengalaman orang lain yang membuat saya bersyukur dengan kehidupan
pernikahan yang saya alami.
Tapi membaca
buku ini saya benar- benar merasa sedang merasa bahwa yang ditulis adalah
pengalaman saya sendiri. Sangat natural dan tidak terkesan menggurui. Terkadang
ada beberapa bab yang dimulai dengan teori, lalu pengalaman penulis dan juga
penyelesaian ala penulis. Apa yang mba Wulan tulis ini seakan menjadi
pengalaman sebagian besar para perempuan yang sedang mencari kenyamanan dalam
berumah tangga.
Banyak hal
yang dibahas disini hubungan dengan keluarga sang suami, ART, Tetangga,
Keuangan dan hal – hal yang terkadang tabu untuk di ungkapkan yaitu seks
setelah m,emiliki anak. Salah satu hal yang sering menjadikan drama dalam Rumah
Tangga adalah sikap perempuan yang ingin menjadi wonder woman. Bisa mengurus segala hal yang pada akhirnya untuk
suami dan anak hanya kebagian lelah saja. Kalau memang mampu membayar ART, ada
baiknya menggunakan jasa ART. Tentu saja disertai beberapa hal yang harus kita
lakukan agar ART betah di rumah. Semuanya dibahas dengan bahasa yang santai dan
tanpa menggurui. Selalu saja ada closing statement dalam setiap bab yang
dibasah. Kalau BAb ART closing statemen yang
saya tangkap adalah ART tetaplah manusia biasa yang punya rasa lelah dan juga
privacy, jadi saling menghargai dan mengerti hak kewajiban.
Kapan
terakhir kali memuji pasangan? Pertanyaan ini mulai timbul saat buku ini
membahas “Nikmatnya Saling Memuji”. Hal yang sekali lagi sepele tapi terkadang
sulit dan bahkan terlupa untuk melakukannya. Padahal sudah jadi fitrah bila
manusia senang saat ada orang lain memuji dirinya sendiri. Begitu juga dengan
pasangan kita yang pastinya akan merasa senang dengan pujian hal yang dia
lakukan. Banyak hal yang bisa dipuji dari pasangan misalkan istri yang sudah
capek – capek memasak tak ada salahnya di puji. Suami yang cekatan dalam
membetulkan sesuatu tak ada salahnya memuji sedikit. Atau saat permainan di
ranjang usai pun pujian akan merekatkan cinta kembali cieehh (ini asli bahasa
saya). Saya pun mulai belajar dengan memuji. Karena tentu bila mood pasangan
bagus maka apa yang dibicarakan ke depan menjadi enak.
Banyak hal
lain yang bisa dipelajari dari buku ini. Rasanya para single woman yang
memnanti jodohnya datang wajib baca buku ini. Agar tahu bahwa Rumah Tangga
bukanlah sesuatu hal yang harus dipamerkan dan seindah sinetron atau seindah
pernikahan puclic figure. Tapi Rumah Tangga adalah tempat kita belajar dan
mulai dari nol dalam memahami pasangan dan berkomitmen melahirkan generasi yang
Berkualitas.
Makasih referensi bacaannya mba'e. Kebetulan eike baru berumah tangga nih, mungkin ini buku bisa memberi wawasan :-)
BalasHapusInvestasi Aman | Misteri keberadaan Tesla Death Ray