Selasa, 28 Januari 2014

Resensi : Frankfurt to Jakarta (Janji, kenangan, dan takdir)












Judul Buku          : Frankfurt to Jakarta (Janji, kenangan, dan takdir)
Penulis                 : Leyla Hana dan Annisah Rasbell
Tebal Buku          : 320 halaman
Terbit                    : Juni 2013
Penerbit              :Edu Penguin
Di Frankfurt, Jerman, Rianda Setyaningrum menjalin cinta dengan Fedi Prabowo. Fedi bahkan menjanjikan hubungan mereka akan sampai ke jenjang pernikahan. Namun, kabar buruk justru di terima Rianda setelah Fedi kenmbali ke Indonesia. Kekasihnya menikahi gadis lain, yang kemudian di ketahui bernama Andini Yusuf.
Rianda, dalam segenap kekecewaannya, memutuskan untuk menjadi wanita mandiri. Rianda menjadi wanita pebisnis yang sukses dan terkenal. Sementara itu, istri Fedi, Andini, justru harus putus kuliah setelah menikah dengan Fedi dan dikarunia dua anak balita. Andini harus mengubur semua impiannya menjadi wanita karier.
Dalam sebuah acara, Andini dan Rianda bertemu. Rianda masih mengingat Andini sebagai wanita yang pernah merebut kekasihnya. Bagaimana ia bisa lupa? Sosok wanita yang cantik dan lembut itu, pernah membuatnya diserang rasa iri yang begitu besar, tyerlebih setelah Fedi memilih wanita itu di bandingkan dirinya. Sementara Andini tak tahu bahwa Rianda adalah mantan kekasih Fedi.
Keduanya berinteraksi, bahkan menjadi sahabat dekat. Di belakang Andini, Rianda menjalin hubungan lagi dengan Fedi. Bagaimanakan akhir dari kisah ini? Akankah Rianda dapat bersatu kembali dengan Fedi? Lalu bagaimanakah kehidupan rumah tangga Fedi dengan Andini? Kisah ini memberikan banyak inspirasi dan pelajaran hidup yang berharga.
***
Baca novel ini membuat perasaan saya jadi campur aduk. Serius! Di awal cerita memang agak sedikit membingungkan. Saya pikir ini dua cerita dalam satu novel. Karena sama sekali tidak ada kaitannya. Sampai akhirnya saya mulai meraba – raba kemana arah jalan cerita ini. Hupla! Penasaran saya terjawab di halaman 57! Baca sendiri ya biar ga penasaran hehehe.
saya benar – benar ikut tersenyum saat membaca betapa romantisnya seorang Fedi kepada Rianda. Dua orang mahasiswa master yang sedang berada di dinginny Frankfrut. Tapi juga mulai menagis saat Rianda harus mendengar kabar yang sangat mengejutkan. Hal yang sempat membuat saya berucap “duh cowo kok ga gentle banget”. Ikut hancur saat semua harapan Rianda kandas oleh Fedi. Pengorbanan Rianda yang terbang jauh – jauh dari Jerman ke Indonesia.
Saya pun kembali tersenyum melihat kebahagiian keluarga kecil Fedi dengan Andini. Keluarga yang rasanya di harapkan oleh semua perempuan. Menikah dengan lelaki yang sempurna. Tersenyum saat membaca Rianda yang mulai move on dan menjadi wanita yang mandiri dan membuat perempuan lain merasa iri karena keberhasilannya.
Tapi saya pun di buat geram oleh sifat Fedi yang mulai dictator untuk menutupi perbuatannya yang mengkhianati Andini. Atau merasa gemes betapa Andini begitu lugu. Atau marah betapa jahatnya Rianda. Kata – katanya yang bikin makjleb
Selamat datang ke duniaku,Andini. Kenalkan, aku Rianda. Dan aku mencintai suami kamu”
Saya sendiri selalu berusaha mengambil nafas setiap selelsai membaca satu bab. Berusaha untuk menjadi detektif dengan membuat dugaan cerita di setiap bab. Bahkan rasanya tidak sabar untuk membaca akhir dari novel ini. Bukan karena bosan karena saking penasarannya.
Walaupun endingnya di luar dugaan tapi mungkin ending seperti itu yang paling bijaksana. Jujur saya jadi belajar banyak bagaimana ibu rumah tangga pada Andini dan wanita yang mandiri pada Rianda.
“Cinta yang ada pada mereka, berjalan bersama waktu. Memang tak ada cinta yang sempurna, tapi setidaknya mereka bisa belajar…pernikahan bukanlah meniti cinta untuk setahun dua tahun…sebab, janji pernikahan semestinya abadi, sampai maut memisahkan. Menikah di depan Tuhan, mengikat janji di depan Tuhan, haruskah berakhir oleh ego sesaat”
Frankfurt to Jakarta (Janji, kenangan, dan takdir)

9 komentar:

  1. aakk, jadi penasaran pengen bacaa :3

    BalasHapus
  2. ntar akuu pinjemiinnn mbaaa...hehehehe

    BalasHapus
  3. Aku udah baca dan juga udah bikin resensinya
    Ini resensi Frankfurt to jakarta alla saya :D
    http://peutimangbuku.blogspot.com/2014/01/saat-kesetiaan-menemukan-ujian.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahh resensiku mah kalah jauh dibandingkan punya mbak...jadi minder hehehe

      Hapus
  4. Makasih resensinya ya, Widhiee... so sweet.. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama - sama mba..lega utagnya udah lunas hehehe..maaf resensinya masih amatiran..

      Hapus
  5. Berasa hati dibolak-balik ya Mbak
    Aish...tambah penasaran :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bangeeetttt mba....gemes gimana gituuuu heheheh

      Hapus
  6. Mba ini tuh bacaannya keren-keren deh. Pas juga sama selera saya :-)
    hari belanja online nasional, Meteor tidak pernah ada

    BalasHapus